Sabtu, 22 Oktober 2011

Watch your step!



Di sini, kadang saya mendapat cerita atau pengalaman-pengalaman yang lucu aneh bin ajaib. Mungkin buat yang lain, ini adalah hal yang biasa aja, tapi ini baru saya alami sendiri setelah kecemplung di dunia pasukan oranye ini. Kali ini adalah cerita tentang hal-hal sepele yang harus dibayar mahal. Akar-akarnya juga sebenernya adalah hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja juga sih. Heeee…


Di tempat saya, sering ada alcohol test di pagi hari secara random. Para petugas keliling proyek untuk ngetes karyawan pake semacam alat yang ditiup. Biasanya banyak karyawan yang kejaring kalo malemnya ada perayaan-perayaan gitu. Kalo terbukti positif masih berada di bawah pengaruh alkohol, menghadaplah dia ke HRD dan ada skorsing. Kata orang-orang yang udah ngalamin dapet hasil positif, yang parah sih bukan skorsingnya, tp lebih ke harga dirinya. Malu. Jadi lebih baik kalo merasa masih hangover, mendingan stay di kamar, jangan kerja. Ini sih enaakk, tiap malem aja minum-minum terus..



Satu malam, pernah ada karyawan ekspat yang terlibat adu jotos dengan karyawan ekspat lainnya di bar. Sumber masalahnya adalah: kata-kata ngaco yang menyulut emosi. Gak jelas juga waktu itu mereka mabuk ato gak, tapi biasanya mereka cuma minum bir Bintang, tipsy aja kali. Nah kemudian penyelesaiannya…dini hari itu juga mereka dipanggil untuk menghadap manajemen. Lalu keputusannya, jeng jeeeeng.. Subuh-subuh mereka udah harus nge-pack pakaian mereka, dan diantar ke bandara untuk dipulangkan ke rumahnya dengan pesawat paling pagi. Gak cuma satu orang yang didepak, tapi dua-duanya.



Saya juga dapet satu cerita dr temen yang pernah kerja di proyek tambang di Papua. Katanya, salah satu temannya pernah ngelanggar batas maksimum mengemudi kendaraan di area proyek. Sanksinya? Dia dirumahkan. Gak cuma itu aja, karena dia udah dapet fasilitas keluarga yang tinggal di proyek, semua anggota keluarganya juga harus angkat kaki dari rumah dinas mereka. Anaknya, saat itu juga keluar dari sekolah yayasan perusahaan itu. Gak harus nunggu minggu depan atau bulan depan untuk pergi, besok hari setelah keputusan mereka udah harus cabut. Gak ada alasan harus packing atau urus ini itu, perusahaan yang akan paketkan barang-barang mereka sampai ke tempat tinggal asli mereka, sekalipun mereka tinggal di Alaska. Wew! Harga mahal yang harus dibayar untuk sebuah pelanggaran yg bisa dibilang sepele.



Selain itu ada beberapa hal-hal yang sebenernya sepele tapi sanksinya ‘mahal’ misalnya gak pake seatbelt, nyetir mobil tapi gak punya SIM perusahaan, memasuki sebuah area tanpa pake alat pengaman diri yang diwajibkan, berbuat sesuatu yang tidak sopan dan bersifat melecehkan antar sesama karyawan, dll.


Lucu-lucu ya… Iya gak sih? Buat saya sih ini lucu. Hahahaa…*hening




Kalo gini sih ga ada tampang bikin salah. polos! =)

Jumat, 14 Oktober 2011

saya percaya selalu ada jeda di tengah kebingungan

Ini hari yang super sibuk dan super bingung, di saat beberapa tugas belum selesai, dan harus meng-organize Malam Peresmian PERHAPI Sumut. Fiuuhh..padahal lusa udah harus field break. Tapi kedatangan bapak-bapak dari PERHAPI Pusat dan dari Dinas Pertambangan da Energi Sumut ini cukup menjadi jeda yang menyenangkan. Yeaahh you roockk!! Kamu batuuu!!



Jumat, 09 September 2011

Curahan hati hari ini

Saya ngerasa keren bisa kerja di hutan, melawan arus urbanisasi Jogja-Jakarta. Di saat temen-temen kampus saya berlomba-lomba cari kerja di Jakarta, saya dong, pede masuk ke pedalaman. Bangga? Iya.


In fact, yang simple aja ya, kerjaan saya di pedalaman bisa ngasih fasilitas-fasilitas yang sangat diinginkan oleh anak-anak kos pemalas (baca: saya). Kamar dengan AC dan kipas angin besar (2 sekaligus lho), kamar mandi shower dengan air panas, makanan enak yang tersedia 3x sehari, free laundry, dan cleaning service. Polos sekali ya saya, dikasih fasilitas kayak gitu aja udah seneng. Hehe..


Delapan bulan kemudian (now)… Aaaakkkk saya pengen balik ke Jakartaaaa..!!!


Whatever lah, mau harus nge-kos, bersihin kamar kos sendiri, susah cari makan, harus macet-macetan naik angkot…pokoknya pengen balik ke kota...!!!

Sabtu, 06 Agustus 2011

Haaanngst!!

Sore itu saya dan Bang Anto dateng ke Kantor Kecamatan untuk mengkoordinasikan baliho sosialiasi E-KTP. Disana Pak Camat, Sekcam, dan beberapa staffnya (seperti biasanya) lagi ngopi-ngopi di warkop belakang kantor. Ada 6 orang kalo nggak salah.



Saya dan Bang Anto yang barusan dateng ditawarin minum. Bang Anto mengiyakan dan memesan teh panas, saya menolak (dengan halus). Nggak minat sih minum di situ. Tapi karena rayuan Pak Sekcam yg berlidah maut itu, saya pun akhirnya (terpaksa) minum teh botol.




Oke, cukup. Waktunya ngomongin kerjaan. Bla bla blaa...akhirnya diputuskan Pak Sekcam akan mengantar saya dan Bang Anto untuk survey lokasi pemasangan baliho.



Rencana ini tidak sesuai dengan rencana saya semula, tapi Pak Sekcam bersikeras untuk menjalankan rencananya. Daripada harus berurusan lebih lama lagi, yaudah yuk kita berangkat naik mobil Pak Sekcam.



Wuzz wuuzz...kami berempat – saya, Bang Anto, Pak Sekcam, dan staffnya (ga jelas tugasnya) – mengarungi jalan lintah Sumatera dari Simpang Marancar sampai Desa Garoga yang tak seberapa jauhnya itu untuk menentukan titik-titik pemasangan baliho.



As we predicted before, yeaa yeaa Pak Sekcam minta uang bensin dan uang untuk staffnya. HAL YANG BIASA! Dia nggak minta uang untuk dirinya siihh..Ya tapi mana mungkin kami kasih duit ke staffnya, ke mobilnya, tp nggak ke orangnya?!



Selesai survey, Pak Sekcam antar kami ke proyek. Kebetulan waktu itu saya pengen ke Warung Jono untuk ketemu sama anak Pak Jono yang masih balita, jadi saya minta diturunkan sekitar 100 meter sebelum gate proyek. Tak dinyana tak disangka, Pak Sekcam dan staffnya minta ikut ke Warung Jono. Ngopi-ngopi lah kami kemudian. Karena letaknya yang dalam wilayah kekuasaan saya, maka saya berbaik hati untuk membayar apapun yang di beli di Warung Jono.



Saya terpaksa harus pamit duluan karena ada meeting PERHAPI di proyek atas. Karena saya nggak pernah bawa duit, saya bilang ke Bu Jono untuk mencatat apa saja yang dipesan ‘teman-teman’ saya itu untuk saya bayarkan malam harinya. Ok, bye! See u Pak Sekcam...!!



Besoknya saya ketemu Bang Anto dan minta dia menceritakan apa aja obrolan kemaren sore di Warung Jono setelah saya tinggal pergi.


Bla bla blaa.... (nggak penting!)


Endingnya, dia cerita kalo Pak Camat mengingatkan kembali soal biaya-biaya yang kami harus bayar terkait dengan survey kemaren.


Kami musti bayar jasanya dia, jasa staffnya, dan uang bensin untuk menempuh jarak yang tak seberapa itu.
Kami musti bayar makan dan minum yang dibeli oleh Pak Camat, pak Sekcam dan semua orang yang ada di situ pada saat kami datang. (Konon kata Bang Anto, emang udah ‘peraturannya’ kayak gitu. Di mana ada orang proyek, dia yang bayar
Kami musti bayar makan dan minum yang di beli di Warung Jono. That’s ok. Tapi...ternyata Pak Sekcam berbaik hati untuk menawarkan akan membayari makan dan minum orang-orang yang ada di situ (kalo nggak salah ada 2 orang driver proyek)...Dan itu pastinya nggak mungkin dia yang bayar dong, saya yang bayar!


Anjiiiirrr...saya dikerjain Pak Sekcam!!! Kampreettt..!!! Serius, saya nggak rela kalo uang saya, bahkan uang perusahaan keluar untuk hal-hal beres kayak gini!

Sabtu, 30 Juli 2011

malem mingguan, apa ituuhh??

Sabtu, 30 Juli 2011 -- Berawal dari sebuah celetukan Lukas waktu saya bilang tadi di cari Pak Tim. “Mau ngajakin maen kartu, kali.” Kata Lukas. Saya timpalin, “Iya tuh mau ngajakin malem mingguan. Bosen dia malem mingguan di camp mulu.”



Tiba-tiba aja saya nyadar..


Dang! Udah lama juga saya nggak ngerasain serunya Saturday nite ato Friday nite



Di site, mana mungkin ada feel malem mingguan. Everyday is working day..


Pas lagi field break, everyday is holiday..



Terakhir kali ngrasain sensasi malem mingguan itu November 2010, seneng karena libur Sabtu-Minggu ples nungguin ketemu pacar. Soalnya waktu itu cuma bisa ketemu di weekend.

Sekarang adanya malem field break-an. Senengnya seneng banget soalnya mau liburan ples pulang kampung
sedih, tapi seneng jugak. gak jelas
#random

Kamis, 14 Juli 2011

previous obsession: cewek keren. current obsession: ???

Bisa dibilang saya dibesarkan dengan majalah lifestyle. Yang pertama, dimulai dengan berlangganan Majalah GADIS (teen lifestyle) waktu SMP-SMA yang menyuguhi saya dengan parade para Gadsam-nya yang cantik-cantik dan berprestasi. Dan saat itu, GADIS memberikan saya impian tentang hidup seorang cewek yang menyenangkan, keren dan... sempurnaaa... Daann GADIS juga memotivasi saya untuk jadi seseorang yang keren (dalam hal apapun)



Setelah akhirnya menganggap GADIS ‘norak’ (mungkin karena udah bukan segmen umurnya) dan berhenti berlangganan, saya ‘naik’ ke majalah-majalah lifestyle untuk segmen yang lebih dewasa, Cosmo Girl, Spice, Cleo dan GoGirl. Kemudian lanjut lagi ke Cosmopolitan, Elle, dan sebagainya. Belum lagi ditambah majalah-majalah fashion-lifestyle luar negri yang sering saya baca waktu kerja di majalah wanita lokal. Hmm..Majalah-majalah inilah yang membangun impian dan gambaran akan kehidupan seorang wanita yang lagi-lagi ‘sempurna’. Juga membuat saya memiliki cita-cita bisa bekerja di salah satu majalah tersebut. Cita-cita yang sederhana.


Lulus kuliah, terbukalah jalan saya untuk mewujudkan keinginan bekerja di majalah lifestyle. Diawali dengan bergabungnya saya dalam tim awal pembangun MY Magazine yang satu grup dengan Radio Swaragama yang termasuk radio paling berpengaruh di Jogja. Cuma sebentar. Saya kemudian tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bergabung dengan majalah GADIS yang menjadi ‘kitab’ masa remaja saya dulu. It’s like... Wow! Majalah yang tadinya cuma bisa saya baca, dan kerasa untouchable, sekarang saya jadi bagian dari redaksinya.



Saya merasa Tuhan begitu baik bagi saya dengan membukakan jalan ke cita-cita saya yang sederhana. Di GADIS, impian-impian saya terus berkembang, siapa tau nantinya saya bisa gabung di Femina, bisa di Cleo, atau bahkan di Dewi. Woaaa.. keinginannya makin tinggi dan tinggi. Makin dekat untuk meraih cita-cita saya. Pemandangan cewek-cewek stylish, glam nan bahagia yang lalu lalang setiap hari di kantor Femina semakin bikin saya terobsesi untuk jadi cewek yang keren :p



Tiba-tiba aja saya dihadapkan pada kesempatan baru yang benar-benar melenceng dari yang saya impikan sejak lama. Berbanding terbalik dengan impian saya tentang bekerja di woman lifestyle magazine. Nggak cantik, nggak glam, nggak menyenangkan. Jauuuuhh... Tapi kesempatan ini memberikan saya target dan impian baru dalam sekejap yang akhirnya membuat saya berpikiran ‘why not?!’



Dan di sinilah saya sekarang. Jauh dari kota, jauh dari cantik, jauh dari semuamuanyaa.. Kadang saya rindu fase kehidupan saya yang sebelumnya dan ingin untuk kembali ke sana. Kadang saya menyesali keputusan saya. Tapi saya terus bertahan dan berusaha untuk semakin dekat dengan cita-cita dan impian yang baru, meskipun apa yang saya jalani sekarang ini berat.



Saya menganut kepercayaan bahwa kebahagiaan itu bukan untuk dicita-citakan, tapi untuk dijalani saat ini. Tapi melihat kondisi saya sekarang ini kayaknya saya lupa dengan kepercayaan saya itu. hehee




kangen ini banget

Jumat, 13 Mei 2011

Sunset di Pit Purnama (Pit 1)

Sebenernya naik ke Pit 1 untuk orang bukan dari Dept. Mining itu adalah perbuatan yang ilegal, apalagi kalo dilakukan waktu sore-malam. Saddle road dan ridge road sebagai akses utama menuju ke Pit 1 masih dalam tahap konstruksi dan masih bahaya untuk dilewati. Sisi kanan kiri jurang dan pengemudi nggak akan pernah tau di depan itu adalah jalan atau jurang.


Tapi demi mendokumentasikan hari-hari terakhir temen yang mau resign, naiklah kita ke pit 1. Untuk apa?? Untuk foto-foto aja! Hehe. Jalan yang super keriting dan tanah yang masih gembur sukses bikin kami njungkel-njungkel di dalem mobil, ditambah lagi udah mulai gelap dan kanan kiri jurang. Habis itu kami musti jalan kaki menanjak lumayan jauh juga untuk sampai di puncak ^___^









Senin, 02 Mei 2011

Anak-anak Lucu Batangtoru

Anak-anak ini yang selalu bikin saya senang kalo keliling-keliling desa lingkar tambang, terutama kalo dateng ke 2 taman bacaan pilot project-nya kantor. Selalu aja rame, banyak anak-anak kecil yang pada maen bareng.
Enaknya, mereka tergolong anak-anak yang aktif, ceria,dan cepet deket dengan orang baru. Enak banget untuk dikerjain (baca: dimain-mainin). Lucu-lucu banget pokoknya. Dalam beberapa bulan, saya sayang sama mereka




Ini anak-anak Taman Bacaan waktu kita "kurung" di mobil


Anak-anak Desa Napa


Ini nih, memu di Posyandu Desa Wek III




Si Amel gendut dan geng-nya




Anak-anak di sekitar Balai Kecamatan




Murid-murid ngaji di Madrasah Ibtidaiyah Napa.

Mereka belajar bacahuruf Arab-Melayu






Jumat, 29 April 2011

Pekan Raya Sumut 2011

Ini eksebisi pertama saya, dimana saya menentukan materi apa aja yang bakal dipamerin. termasuk mendesain poster, backdrop, dan tata letak. Hasilnya, sebagai beginner, yaaa..not bad laahh. but i have to learn more about design.

Sebagai booth staff, kami melibatkan mahasiswa teknik pertambangan dan geologi dari ITM dan ISTP Medan. Nah, untuk persiapan, kami meng-arrange site visit untuk 6 students from Medan tadi untuk mempelajari lebih jauh tentang korporat dan Proyek Martabe ini.

Dalam waktu yang singkat banget, cuma 10 hari, saya musti meng-arrange site visit, mengkoordinasi tiap departemen untuk presentasi, mendesain pameran. Ditambah lagi atasan saya lagi field break. jadi kerjaan di site saya garap sendiri, koordinasi lewat telpon. ngos-ngosan. tapi senengnya, saya belajar satu hal baru lagi


ini mahasiswa yang site visit. bareng sama bapak2 dari dept. project dan enviro


Hiburan di opening Pekan Raya Sumut






Ini bentuk booth kita. space-nya kecil




Kunjungan Bupati Tapsel dan Menteri Kelautan dan Perikanan



Selasa, 26 April 2011

kunjungan komisi D DPRD provsu-April 2011

Jadi ini adalah pengalaman pertama dimana saya musti nge host jurnalis, saat kunjungan komisi D DPRD PROVSU. jurnalis dari media lokal pula, yg katanya orgnya keras dan kualitas tulisannya tergantung sm jale (amplopan). Di satu sisi saya ngerasa senang karena diberikan jalan untuk mempelajari ilmu media relation di tempat yg 'keras'. tapi di sisi lain, hey, saya gak pernah ada pengalaman sebagai media relation, dan tiba2 harus ikut bertanggung jawab atas citra perusahaan. ini seperti pecut.


Agenda kunjungan DPRD kali ini adalah meeting dan dialog antara perusahaan vs DPRD vs pemkab which is membahas hal2 yg sensitif. yah, apa2 yang dilakukan tambang kan masuk itungan sensitif.



Saat acara meeting dan diskusi, aura politiknya kuat banget. mulai dr regulasi tambang lah, AMDAL lah, saham lah, semuanya kynya nyangkut2 di politik. oiya, pada mbahas pemekaran Sumatera Tenggara juga tuh.oke, cukup utk urusan pemerintah


saya yg jg baru belajar, belum tau batasan apa yg bisa dan tdk bisa di share ke jurnalis.Pengalaman jurnalistik saya 'mengatakan' bahwa, yaaa..kebutuhan informasi jurnalis hrs bs diakomodir dgn baik.tapi di sisi lain, manajemen pny kebijakan sndiri yg membuat kebutuhan tsb tak bs terpenuhi dgn baik. banyak hal yg gak bisa di share ke jurnalis. dan saya ada di tengah-tengah mereka. err..



Beruntunglah saya ketemu dgn para jurnalis yg bisa dibilang baik.meskipun kadang suka bandel maksa saya utk kasih info/statement yg bukan wewenang saya. salah2 saya bisa dipecat klo statementnya agak meleset.sensitif banget emang ni perusahaan tambang. horor. but in the end, saya punya 7 teman jurnalis baru yg bs diajak kerjasama. dan hangout kita yg pertama adalah..karaoke. di sidempuan. sekian.


di plantsite. waktu site tour





local journalists yang lagi interview Bupati Tapsel

Selasa, 05 April 2011

Life at 25

Dan di awal umur 25 saya memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan yang ada di Sumatera.
tinggal di remote area. 28 hari kerja dan 14 hari libur. yaayyy! menarik sekali..

Meskipun sebagian orang heran kenapa saya bisa ambil keputusan untuk pindah ke remote area, padahal kerjaan sebelumnya udah ngasih begitu banyak kenyamanan hidup. dan berpotensi untuk membuat saya bisa jalan2 ke luar negri.

i want to learn something new, dan mengetahui seberapa kuat saya bisa bertahan dan berusaha. haha, beraattt. agak klise juga. tapi emang itu alasan utamanya. disamping, saya bisa dapet libur 2 minggu full setiap bulannya, yang berarti saya punya kesempatan lebih banyak untuk pulang ke Jogja atau ke Bali ^^

Des 2010. Desa Sumuran, lokasi pembibitan tanaman unggul lokal: durian, rambutan, kakao

Teman-teman baru